Selamat datang di Blog
dari CORNER 23
Semoga anda dapatkan yang anda cari

Popular Posts

dari CORNER 23

Melepas, Memeriksa/ Memperbaiki Sistem Kopling Mobil

Sebelum kita dapat melepas komponen-komponen kompling, terlebih dahulu kita harus melepas komponen-komponen yang menghalangi, seperti:
v  Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)
v  Propeller unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD)
v  Unit Transmisi dan sistem pemindahnya
Setelah komponen-komponen yang menghalangi kita lepas, barulah unit kopling segera dapat dilepas/ dibongkar.
clip_image002
Gambar 2.1
Melepas baut pengikat rumah kopling ke flywheel
Langkah-langkah melepas unit kompling ini sendiri adalah sebagai berikut :
1.        Melepas Kopling
Sebelum unit penekan dilepas, beri tanda pada unit penekan kopling dengan roda gaya
2.        Lepas baut – baut unit penekan,
Satu putaran secara bergantian sampai tekanan pegas kopling bebas
3.        Keluarkan unit kopling dari roda gaya
clip_image003
Gambar 2.2
Melepas unit penekan dan plat kopling
  1. Plat kopling
  2. Unit penekan




Memeriksa dan menyetel serta perbaiki komponen sitem kopling mobil
1.     Plat kopling
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu:
clip_image005
Gambar 2.3
Memeriksa Plat kopling
v  Kondisi kanvas (jika terbakar atau kotor oli ganti), atau jika tergores sedikit dapat di haluskan dengan amplas yang halus.
v  Tebal kanvas dengan paku keling, minimal 0,3 mm.
v  Kondisi naf terhadap kelonggaran
v  Kondisi karet/ pegas (pecah atau longgar, ganti) kedalaman sudah melibihi spesesifikasi, ganti kanvas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
2.     Unit penekan

clip_image007

Gambar
2.4 Unit Penekan
clip_image009
Gambar 2.5
Pemeriksaan keausan kedalaman dan kerataan ujung pegas diapragm
v  Kondisi permukaan gesek, aus atau goresan – goresan yang berlebihan perbaiki dengan mesin bubut
v  Kondisi pegas diafragma (retak, miring)
v  Kondisi pegas strip atau pemegang unit penekan kemungkinan retak atau keling longgar
v  Keausan ujung pegas diafragma maksimum
v  Melakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan release bearing. Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru.














3.     Roda gaya dan kelengkapannya
clip_image010
Gambar 2.6
Fly wheel
v Kondisi prmukaan gesek tergores atau aus (ukurlah)
v Kondisi cincin gigi starter terhadap kerusakan
v Kebocoran pada sil oli poros engkol
v Kondisi bantalan pilot (macet, kebebasan)
v Memeriksa run-out fly wheel. Dengan dial indikator periksalah run-out fly wheel. Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly wheel.
4.     Bantalan dan garpu pembebas
clip_image011
Gambar 2.7
Memeriksa Bantalan
v  Memutar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah axial
v  Kondisi bantalan pembebas kemungkinan macet atau longgar
v  Jangan mencuci bantalan pembebas dengan bensin atau solar
v  Jika putaran kasar atau terasa ada tahanan sebaiknya di ganti.
clip_image012
Gambar 2.8
Garpu
v  Kondisi garpu pembebas dan kedudukannya (retak atau keausan, ganti)
v  Kondisi pegas pengikat bantalan dan garpu pembebas (lemah, putus)

Pemasangan Kembali Unit Kopling
Setelah selesai kita memeriksa dan memperbaiki/ mengganti komponen-komponen dalam sistem kopling, selanjutnya adalah memasang kembali unit kopling. Pemasangan unit kopling dengan pegas spiral adalah diawali dengan merakit unit plat penekan dan rumah kopling.
Setelah itu pasanglah komponen-komponen yang lain dengan urutan sebagai berikut :
1)        Letakkan pressure plate pada dudukan alat penekan.
2)        Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat penekan.
3)        Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan dengan posisi yang tepat.
4)        Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch cover
5)        Lakukan penekanan clutch cover dengan alat penekan sehingga pegas penekan tertekan sehingga baut pemegang/ penyetel pressure lever dapat dipasangkan.
clip_image014
Gambar 2.9
Merakit plat penekan
6)        Lepaskan tekanan mesin penekan, dan lakukan penyetelan tinggi pressure lever.
Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas kopling dan unit kopling dapat dilakukan. Prosedur pemasangannya adalah sebagai berikut :
a)        Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling (clutch hub)
b)        Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat kopling
clip_image016
Gambar 2.10
Memasang center cluth

c)        Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan center clutch dan atur posisinya supaya tepat di tengah.
d)       Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan tanda yang telah kita buat pada saat pembongkaran dan ketepatan knock pin.
e)        Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover.
f)         Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara bertahap. Mulailah pengerasan dari baut yang paling dekat dengan knock pin secara menyilang. Sebelum baut dikeraskan, pastikan lagi posisi plat kopling dengan mengatur posisi center clutch.
g)        Keraskan baut pengikat sesuai momen spesifikasi pengencangan yaitu berkisar 195 kg cm atau 19 N-m.
clip_image018
Gambar 2.11
Pengerasan baut

Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan release lever shaft, release lever dan release bearing pada dudukannya dengan sebelumnya diberikan sedikit gemuk/ grease khusus pada beberapa bagian yang bergesekan. Pastikan bahwa pengunci release fork terhadap porosnya dan release bearing terhadap release fork terpasang dengan baik.
clip_image020
Gambar 2.12
Pemasangan dan pelumasan Release Fork dan Release Bearing

Setelah semua komponen unit kopling terpasang, rakitlah/ pasang unit transmisi, unit pemindah transmisi, propeller (kendaraan tipe FR dan FWD) dan release cylinder.

Karakteristik Konsep Pembelajaran Tematik

Karakteristik Konsep Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1.    Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktifitas belajar.

2.    Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3.    Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat  berkaitan dengan kehidupan siswa.

4.    Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5.    Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

6.    Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

7.    Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

 

Konsep Pembelajaran Tematik2

Konsep Pembelajaran Tematik3 Konsep Pembelajaran Tematik4 Konsep Pembelajaran Tematik5





Pengertian Pembelajaran Tematik

Konsep Pembelajaran Tematik2

Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).

Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:

1.    Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,

2.    Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;

3.    Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;

4.    Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;

5.    Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;

6.    Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.

Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

 

Konsep Pembelajaran Tematik3

Tujuan dan Landasan Hukum Kurikulum 2013

Tujuan dan Landasan Hukum Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan kurikulum sebelumnya yang lebih menekankan kepada standar Isi, Standar Proses, Standar Peniliaan dan Standar Pengelolaan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan tematik dari mulai kelas I s.d kelas VI. Diharapkan dengan adanya perubahan dalam  kegiatan pembelajaran.  Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.

Tujuan Kurikulum 2013 adalah Mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.

Landasan hukum penyelenggaraan Kurikulum 2013 adalah :

1.    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2.    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Nasional Tahun 2005-2025;

3.    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen;

4.    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru;

5.    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang  Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005;

6.    Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

7.    Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

8.    Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan;

9.    Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah;

Kompetensi Inti SD dan MI2

Yang Anda Cari disini

Sitetag News Blog Directory create a blog
create a blog Blogging Fusion Blog Directory News Blog Directory
Backlinks Generator Gratis

Total Tayangan Halaman